Dan tiba-tiba kau datang
Dear diary,
Dan tiba-tiba kau datang
Setelah lulus sekolah menengah atas, fer melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Sayangnya, fer tidak benar-benar belajar dengan serius dan juga kurang doa. Fer terlalu terlena dan teralihkan dunianya oleh seseorang di masa lalu. Hingga lupa untuk meneruskan bermimpi. Saat di SMA, fer terlalu asik dengan kehidupan di SMA yg memang benar kata orang, saat itu adalah saat-saat yg menyenangkan, indah, penuh haru biru, penuh suka cita duka, beberapa kenakalan, kejahilan, pertemanan erat, kisah kasihnya yg membuat melayang-layang dan hal-hal sulit terlupakan lainnya. Sehingga begitu ujian masuk universitas sudah di depan mata, barulah fer tersadar, tapi sudah sangat terlambat. Yup! bisa ditebak, fer tidak bisa masuk jurusan yg sudah diimpikan. Tetapi, Allah Maha Pengampun, fer masih diterima di universitas ternama walau hanya di diploma nya. Fer masih bersyukur, Alhamdulilah.
Begitu memasuki kehidupan perkuliahan -yg memang benar kata orang kalau sangat berbeda dari kehidupan sekolah-, fer banyak tidak tau-nya tentang mata kuliah di semester 1, jadi yaa sering mengerjakan tugas bareng temen-temen.
someone who make me have fallen into that feeling again |
Dan, one of them memandang fer berbeda. Setiap bertemu fer selalu dibilang beda dari kebanyak teman perempuannya. Disaat yg lain suka menikmati milkshake, fer lebih suka STMJ (Susu Telor Madu Jahe) dan kopi. Disaat yg lain lebih memilih mendengarkan lagu-lagu oppa-oppa Korea, saat itu fer sedang senang menikmati lagu-lagu bergenre ska, yg memang notabene enak untuk didengarkan saat mengerjakan sesuatu pekerjaan -untuk pembangkit semangat-. Disaat yg lain lebih suka hangout di mall, fer lebih memilih untuk menghabiskan waktu di tempat gym -yg kebetulan dia sedang ingin hidup sehat untuk mengimbangi aktivitas merokoknya-. Dan begitu banyak kebiasaan fer yg dilihatnya berbeda dan padahal fer menganggap apa yg fer kerjakan adalah hal yg sangat wajar.
![]() |
Kopi memang pahit tapi selalu bisa dinikmati |
Kebetulan, memang sudah passionnya untuk masuk di jurusan ini jadi dia bisa dibilang 'bisa' disini. Jadi banyak teman-teman yg suka minta tolong ke dia, termasuk fer. Mulailah ke-intensif-an kita untuk bertemu, mulai dari sekedar minta tolong kerjakan tugas, sharing kesukaan dan hobi, minta temani gym, minta temani makan, minta antar jemput, hingga sering jalan bareng.
Dari situ fer sedikit lebih mengenal dia. Pelan-pelan fer merasa ada rasa nyaman disana. Yup! akhirnya kita pun memutuskan untuk berkomitmen. Di awal-awal fer hanya merasa nyaman saja. Lama-lama mulailah keluar beberapa sifatnya yg lain dan fer bisa menerima itu semua. Fer bisa menerima walau dia berbeda dengan apa yg diimpikan fer. Berwajah manis, sedikit berlesung pipit, berkulit sawo matang (identik orang Jawa), bersikap ramah, humoris, easy going, berlogat medok-nya yg justru buat fer jadi suka dengan apa-apa yg ada di dalam dirinya itu. Yg membuat fer sadar kalau sayang itu tidak bisa ditentukan, tidak bisa dilihat dari fisik, tidak bisa diungkapkan, tidak bisa hanya dengan kata.
Sadar kalau pacar impian itu tidak melulu yg berwajah ganteng -cukup enak dipandang dan rapih-, berkulit putih -yg penting bersih dan sehat-, pintar -yg penting satu visi misi dan bisa diajak ngobrol serius-, cool dan keren -yg penting bisa membuat nyaman dengan candaannya dan bisa membawa suasana-.
![]() |
Mulailah fer sadar kalau rasa ini sudah bukan hanya rasa sekedar nyaman, rasa dimana dulu pernah ada dan justru terkhianati yg menjadi trauma. Walau mungkin dia bahkan tidak tau kalau fer menyimpan rasa yg sebegitu dalamnya, karna memang fer bahkan dia tidak pernah saling mengungkapkan, cukup memendam dan didoakan. Semoga untuk yg kali ini bisa dijaganya hingga nanti, hingga kita berjumpa lagi di kehidupan selanjutnya, di kehidupan yg lebih tinggi, kehidupan yg lebih lama dan nyata di surga nanti. Aamiin
xoxo,
your worst nightmare
0 komentar: